ROCK ADALAH SEMANGAT!! ROCK ADALAH PEMBERONTAKAN!! ROCK BUKAN HANYA SEKEDAR BEAT RHYTEM ATAU MELODI. TETAPI LEBIH DARI ITU, ROCK ADALAH JALAN HIDUP!!!

Sunday, December 28, 2008

SAJAMA CUT


SAJAMA CUT Band: Spirit Kegelapan, Kematian & Putus Asa! NAMANYA memang rada aneh, SAJAMA CUT. Tidak ada arti khusus dari nama ini. Hanya kebetulan, personil band ini menemukan satu buku yang bercerita soal pembunuhan. Buku bersetting Jepang itu berjudul SAJAMA CUT.
Pilihan nama itu tampaknya disesuikan dengan tema lirik lagu di album-album mereka. Gelap dan kusam! Semuanya bicara soal penderitaan dan kesakitan. Sebenarya, mau dibawa kemana potensi band yang bergerak dari tataran indie hingga menembus label major ini.

Dikawal oleh Marcel Thee (Vokal, Gitar), Aldy Waani (Gitar), Mario Leman (Bass), Andry Bhakti Ruay (Drum), dan Budi Marcukhunda (Kibord), SAJAMA CUT mulai disebut-sebut ketika single mereka Less Affraid masuk dalam kompilasi original soundtrack (OST) film Janji Joni. Namanya memang berbau Jepang, tapi sesungguhnya, SAJAMA CUT tidak mengadopsi musiknya dari negeri Matahari Terbit tersebut. "Kami hanya mengambil spirit, kultur, kedisiplinan, motivasi dan semangat orang Jepang saja," terang Aldy ketika band ini ngobrol dengan TEMBANG.com beberapa waktu lalu di kantor Universal Musik Indonesia Jakarta.

Entah darimana spirit Jepang itu terwakili, tapi yang jelas band ini punya perjalanan musikalitas yang cukup panjang. Perjalanan panjang itu membentuk mereka menemukan satu karakter musik yang mereka sebut Stylish Rock Band. Apa tuh? "Kita menampilkan diri kita dalam performance dan aksi panggung yang apik," jelas Aldy lagi. Entah ada korelasinya atau tidak, tapi penulis lebih mendefinisikan band ini sebagai "Band Rock Ganteng' saja.

Musikalitas SAJAMA CUT dipengaruhi oleh R.E.M, the Fall, Gram Parson atau Guided by Voices. Kemudian melodinya mereka dipengaruhi oleh The Beatles dan Hank Williams, sementara lirik-liriknya band ini memilih kejujuran seperti Nirvana.

Tak heran, album terbaru mereka Fallen Japanesse nyaris dipenuhi karakter musik yang tidak berbeda dengan influencenya. Kemudian, SAJAMA CUT menyodorkan lirik yang semua berbahasa Inggrs. Hanya satu yang berbahasa Indonesia. Percaya atau tidak Lagu Tema yang menggunakan bahasa Indonesia malah terdengar aneh. Hal itu diakui oleh personil band ini. "Yang membuat lagu Marcell, tapi kita juga merasa ada yang kurang dengan lirik bahasa Indonesia itu," terang Mario yang nimbrung bicara.

Satu hal yang jadi catatan, lirik SAJAMA CUT banyak bicara soal kegelapan dan kematian. Kalau ada yang kena "virus" lirik dan ikut pilih mati? "Wah, masak sampai begitu? Pokoknya kita cuma nyanyi saja kok dan berusaha jujur degan yang kita rasakan," kilah mereka serempak.

www.tembang.com

0 comments: