ROCK ADALAH SEMANGAT!! ROCK ADALAH PEMBERONTAKAN!! ROCK BUKAN HANYA SEKEDAR BEAT RHYTEM ATAU MELODI. TETAPI LEBIH DARI ITU, ROCK ADALAH JALAN HIDUP!!!

Sunday, December 28, 2008

ZUES


ZUES BAND: Musisi Heavy Metal Banyak Yang Sebenarnya Preman!! HANTAM!! Teriakan lantang itu mulai kerap dipekikkan oleh band pengusung heavy metal asal Jogjakarta, ZUES BAND. Tak ingin bertarung secara fisik, tak ingin mencaci secara verbal, tapi ZUES ingin mengubah pola pikir dengan lirik lugas dan menyentuh. "Kami ingin lirik yang kami tulis memberi wacana baru kepada pendengar musik ini," terang Nuza Priyanto [a.k.a Nuzferatu], vokalis band heavy metal yang berkepala plontos ini.

Pernyataan-pernyataan tajam itu digelontorkan oleh personil band ini ketika mereka rame-rame menyambangi redaksi TEMBANG.co*, beberapa waktu lalu. Mereka Dekky Ary Wibowo [a.k.a Dekky Drum Madness], Andank Pambudi Sampurna [a.k.a Aan Jail Bait - bassist], Radhiar Fadhila [a.k.a Diar Pain Maker - lead guitar].

Meski menolak sebagai bagian dari Jogja Invasion, ZUES tetaplah band yang tumbuh dalam kultur kesenian Jogjakarta yang kuat. "Sayangnya, di Jogja pengkotakkan genre masih sangat kuat mas. Mereka masih sering menolak pemain dari genre lain," jelas Nuza yang diangguki personil lainnya.

Secara blak-blakan, ZUES juga menyadari tidak sedikit pemain band metal yang sebenarnya lebih cocok sebagai "preman" dibanding menjadi musisi. "Mereka tidak mau membuka diri dengan perkembangan musik lain, sehingga terdengar kurang fresh dan itu-itu saja," sambung Aan, basis yang selalu mengenakan topeng ketika tampil di atas panggung.

Persoalan emosi, diakui oleh personil-personil ZUES sebagai bagian yang menganggu kreativitas bermusik mereka. "Kalau kami sekarang lebih membuka diri dengan perkembangan musik diluar rock juga. Artinya, ada kesegaran baru yang bisa kami dapat," terang Nuza, vokalis yang juga pegang gitar di line-up ZUES.

Band ini memang terang-terangan mematok diri hanya memainkan musik heavy metal. "Tapi kami tidak memusuhi genre lain, karena mereka juga adalah teman-teman kami,' tegas Nuza buru-buru.

Pernyataan ZUES ini seperti ingin mematahkan anggapan, musisi Jogja berdiri sendiri-sendiri. "Sebenarnya yang sering bermasalah justru antar fans. Padahal musisinya sendiri sering ngumpul bareng," tutur Dekky, drummer yang tidak banyak bicara. Persoalan "antara fans" inilah yang menjadi tanggungjawab moral dari band-band tersebut, termasuk ZUES. "Kita sering memberikan edukasi dan contoh tatanan moral yang benar kepada fans kita," jelas Aan seraya memberi contoh, ketika mereka membagi-bagi zakat. "Itu hanya sebagian kecil saja kok, tapi paling tidak menjadi contoh yang bisa ditiru," terang Nuza, cowk kelahiran 14 September [menolak ditulis tahunnya].

Album Buka Mata, Buka Telinga adalah album pertama mereka sebagai band. Sebelumnya, Nuza pernah bergabung di DePranter Band. Di band tersebut, cowok bersuara berat ini pernah menjadi juara III Festival Thrash Metal beberapa tahun silam. Album ini memang terdengar "sangat gahar" dibanding rilisan-rilisan Jogja sebelumnya, yang dominan dengan pop. "Album ini bercerita tentang hal-hal sehari-hari yang kami dengar, kami lihat, dan kami rasakan," jelas Nuza yang banyak menulis lirik di album ini.

Meski terdengar berat, sebenarya album ini justru dialokasikan dengan tema yang ringan-ringan saja. "Semuanya pernah terjadi dan mungkin masih terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari kok," sambung Diar yang nimbrung ngobrol.

ZUES Band banyak disebut-sebut mengusung musik yang sebenarnya tidak sedang trend. "Kami tidak peduli dengan trend. Justru kita ingin mencari pendengar baru dari mereka yang muda-muda," repet Nuza mantap.

Sebagai band yang tidak bisa dibilang baru, mereka punya kesiapan sebagai band panggung yang cukup meyakinkan. "Kalau kita manggung, selalukita persiapkan tata lampu, panggung dan juga sound system. Jadi penonton betul-betul mendapatkan kepuasan," jelas Bam, manajer band yang aksi panggungnya konon diterima baik oleh kalangan underground Jogja.

Bicara tentang album pertamanya, tak lepas dari kekurangan yang ada. Kalau kita simak single pertama Hantam [Seiring Dendam]. ZUES melakukan "penyederhanaan" musikalitas untuk bisa melibatkan pendengar. Mereka mencoba bermain ?musik untuk didengar? bukan untuk ?memusingkan kepala?. Lagu ini punya tempo yang cukup cepat. Secara musikalitas, lagu ini punya tempo permainan yang rapi meski membuthkan stamina yang konstan. Sayangnya, vokalnya sesekali [meski tipis] slip of tongue. Tak terlalu kentara memang, tapi cukup menganggu saja.

Banyak yang menyebut musik mereka "cowok sekali" tapi tak sedikit perempuan yang menjadi pendengar heavy metal ala ZUES juga. Tak heran Nuza [kalau di panggung cirinya powerfull], Diar [selalu tampil vintage], Dekky [explosive], dan Aan yang selalu mengenakan topeng, bisa seperti liar di panggung. "Tapi harmonisasi musik kami tetap terjaga kok," kilah Diar sambil tersenyum.

Album pertamanya memang belum melambungkan mereka ke tangga teratas. Tapi paling tidak, penikmat musik tahu ada band "gahar" muncul dengan karakter kuat musik rock.

www.tembang.com

0 comments: