GETAH dibentuk pada awal tahun 1996 di Jakarta. Pada tahun 1997, dengan beranggotakan Jodie Gondokusumo (vocals), Marcel (bass, vocals), Beoy Feisal (guitars), dan Reeve (drums), album debut Getah dengan judul “Getah” dirilis oleh Warner Music Indonesia. Satu video klip untuk single lagu "Api" dibikin dan sempat lama ditayangkan di televisi2 lokal. Pemunculan Getah di era itu membawa warna baru di musik Indonesia dengan penampilan mereka yang neo-gothic dan lagu-lagu yang melintasi beberapa genre musik. Sayangnya album ini kurang mendapat dukungan promosi yang memadai sehingga kurang terdengar gaungnya di peta musik Indonesia.
Sebagai sebuah band, Getah banyak mengalami perubahan-perubahan formasi, seperti masuknya Tyo Nugros (drums) menggantikan Reeve yang harus kembali ke USA setelah tak lama album rampung direkam. Tyo Nugros yang lalu pindah ke band pop rock Dewa 19 lalu digantikan oleh Bambino. Peter St. John bergabung sebagai keyboardist dan kemudian malah menjadi lead guitarist setelah Beoy meninggal pada tahun 1998. Adra Dala, seorang keyboardist Jazz (Tomorrow People Ensemble), pun bergabung membawa influence bermusiknya yang bertolak belakang dengan corak rock yang diusung Getah. Dalam formasi ini Getah sempat mengeluarkan mini album (EP) “Green Wine” yang hanya dicetak dalam format kaset dan dalam jumlah yang terbatas.
Pada tahun 2002, Jodie meninggal dunia setelah melewati perjalanan panjang melawan penyakit yang dideritanya. Getah sempat mengalami masa vakum yang cukup panjang. Memang tak mudah bangkit bila sebuah band ditinggal pergi frontmannya. Marcel lalu sempat merangkap sebagai pemain bass dan juga vokalis. Dalam periode ini Agung Cakra Manggala bergabung sebagai drummer menggantikan Bambino. Pada thn 2004 Getah sempat ikut serta dalam OST sebuah film action/suspense nasional berjudul “Gerbang 13” dengan lagu berjudul "Closing Chapter" dengan vokal alm. Jodie.
Pada penghujung tahun 2005, Oddie Octaviadi, frontman dari band industrial rock, Sic Mynded, kembali ke tanah air setelah kurang lebih 15 tahun tinggal dan bermusik di Amerika Serikat. Sebuah event organizer di Jakarta menawarkan acara untuk Sic Mynded, namun Oddie malah melemparkan tawaran tersebut ke teman-teman Getah yang sudah lama vakum dari penampilan live. Getah yang saat itu tidak mempunyai frontman akhirnya mencoba untuk berlatih dengan dibantu oleh Oddie sebagai vokalis. Acara live show itu sendiri batal dilaksanakan, tapi ikatan batin dan chemistry antara Getah dan frontman barunya ini telah tercipta. Dari saat itu, Getah berikrar untuk bangkit kembali dengan frontman yang baru.
Bangkitnya kembali Getah ini tercium oleh berbagai media di Indonesia. Majalah Rolling Stone Indonesia lah yang pertama kali mengangkat kelahiran kembali Getah ini dalam sebuah edisi mereka di tahun 2005. Sejak itu Getah terus aktif merambah dari panggung ke panggung dengan formasi Oddie (vocals), Marcel (bass), Peter (guitars), Agung (drums) dan Adra (keyboards). Dari penampilan pertama di klub PARC, konser akbar Soundrenaline, konser Salam Lebaran, Pekan Raya Jakarta / Jakarta Fair, Slankfest, beberapa club-club di Jakarta dan Bandung, hingga band pembuka untuk band pop sepeti Ungu di tour mereka. Tahun 2006 ditutup dengan show perpisahan dengan sang keyboardist, Adra, yang harus hijrah ke Belanda untuk melanjutkan studinya di bidang musik.
Di sela-sela kegiatan manggung yang semakin intensif, Getah pun mulai merintis pembentukan management dan production crew yang solid. Memang bukan hal yang mudah untuk merekrut orang-orang yang mempunyai visi dan misi yang sepaham, akan tetapi Getah sangat beruntung diberkati dengan teman-teman dan pendukung yang setia yang akhirnya bergabung sebagai keluarga besar Getah. Dengan formasi yang baru ini pun Getah masih pula sempat dihantam oleh sebuah kecelakaan yang hampir membinasakan band ini kembali, yaitu ketika pada akhir tahun 2006 Oddie dan Marcel sempat hilang terseret ombak pantai selatan selama lebih dari satu jam. Tapi memang seakan-akan awan hitam yang kerap bernaung di atas Getah masih belum cukup dahsyat untuk menghentikan band ini. Oddie dan Marcel selamat tanpa luka yang berarti dan kembali meneruskan kegilaan Getah.
Di tahun 2007, Getah diminta untuk tampil dalam film layar lebar besutan sutradara Rudi Soedjarwo yang berjudul “In The Name of Love”. Selain menyumbang penampilan live mereka, sebuah lagu Getah berjudul “Segitiga Bermimpi” pun diambil untuk menjadi bagian dari OST film ini bersama nama-nama besar di kancah musik pop seperti Acha Septriasa dan Addie MS. Selain itu juga, di tahun yang sama, Getah mendapatkan penghargaan istimewa dari majalah Rolling Stone ketika album debut Getah dari tahun 1996 terpilih sebagai salah satu dari “150 Album Indonesia Terbaik Sepanjang Masa”.
Di awal tahun 2008 ini Getah merilis album ke dua nya yang berjudul "Release Is Peace", berisikan 11 buah lagu melalui records label Off The Records. Video klip untuk album ini pun telah dibuat oleh director Tedy Soeriaatmadja / Global Village Pictures (“Badai Pasti Berlalu”, “Ruang”) untuk lagu “Release is Peace” dan oleh director Anissa Meutia / Rudi Soedjarwo / Reload Film Center untuk lagu “Parasit Hati”. Untuk menambah nuansa dalam album ini, Getah pun menampilkan vokalis jazz ternama Syaharani dan orkestrasi dari virtuoso Iwan Hasan, frontman grup progresif rock Discus, dalam lagu “Revolusi Dalam Hati”. Selain itu juga, album ini menampilkan guest musicans seperti Ricky Siahaan dari grup rock Seringai dalam lagu “1,000 Tahun” dan Alexandra J. Wuisan dari Sieve dalam lagu “Kembali Putih” dan “Sepi”
Lagu-lagu baru dari album ini sudah sempat diperkenalkan ke publik ketika Getah turut serta dalam perayaan tahun baru 2008 di kota Magelang dengan penonton tak kurang dari 10,000 jiwa. Pada show yang spesial tersebut Getah mendapatkan tamu istimewa, seorang kawan lama yang juga pendukung Getah, yaitu John Paul Ivan, seorang sosok karismatik mantan gitaris Boomerang. Show itu sendiri seakan menjadi 'peringatan awal' bagi para fans musik Indonesia untuk bersiap-siap dengan kebangkitan kembali Getah lewat album terbaru mereka ini. Getah merencanakan tur panjang keseluruh pelosok Indonesia untuk memperkenalkan diri kembali keseluruh fans. Revolusi Getah dimulai sekarang.
Discography:
- "Getah" (self-titled), album, 1997, Warner Music Indonesia
- "Green Wine / Missing", mini EP, 2001, self released
- OST "Gerbang 13", 2005 (song "Closing Chapter")
- "Rare And Raw Vol. 02" compilation cd by Rolling Stones Indonesia magazine, 2007 (song "Parasit Hati (novus deus mix)" )
- OST "In The Name of Love", 2008, Task/Valiant Circle Productions (song "Segitiga Bermimpi")
- "Release is Peace", album, 2008 , Off The Records
ROCK ADALAH SEMANGAT!! ROCK ADALAH PEMBERONTAKAN!! ROCK BUKAN HANYA SEKEDAR BEAT RHYTEM ATAU MELODI. TETAPI LEBIH DARI ITU, ROCK ADALAH JALAN HIDUP!!!
Sunday, January 11, 2009
GETAH
Posted by The Creature at 11:00 PM
Labels: industrial
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment