GURUH GIPSY: Roh ProgresiveRock Yang Masih Terasa. BAGI KALANGAN penggemar Progresif Rock, nama band GURUH GIPSY tampaknya menjadi semacam "kalimat sakti" untuk memberi contoh, bagaimana sebuah musik yang beraliran progresif rock dimainkan. Band yang hanya berumur setahun ini (1976-1977), menorehkan bercak panjang pada perjalanan musik di Indonesia, bahkan hingga kini.
Band ini termasuk kelompok musik legendaris di Tanah Air. Album mereka satu-satunya yang dirilis pada masa itu, yang melejitkan komposisi Chopin Larung, Janger 1897 Saka atau Smaradhana dianggap memuat aransemen progresif yang sangat jenius. Di mana mereka melebur elemen gamelan Bali serta orkestra ke dalam musik rock. Album ini dipuji di mana-mana. Bahkan hingga ke mancanegara.
Tapi tahukah Anda, album Guruh Gipsy yang disebut-sebut sebagai musik jenius ini ternyata hanya direkam di Studio Tri Angkasa (waktu itu daerah Kebayoran Baru -red) yang masih menggunakan 16 track. Menarik bukan, mencermati band yang sampai sekarang masih sering disebut-sebut ini.
Album "Guruh Gipsy" (Rilis 1977). Line Up-nya Keenan Nasution (drums,vokal), Chrisye (bass,vokal), Abadi Soesman (mini-moog), Roni Harahap (all piano+organ), Odink Nasution (all guitars),Guruh Soekarno (all gamelan,all lyrics).Plus guest players Trisuci Kamal (piano), Gauri Nasution (gitar), Hutauruk Sisters (Female back up singers), I Gusti Kompyang Raka (Gamelan +Balinese Singers),Orkestra RRI dan banyak lagi. Guruh Gipsy mencoba mengawinkan idiom musik tradisional Bali plus musik Barat.
Meski telat dari Ray Manzarek (eks The Doors) yang meramu Gamelan Bali dengan rock atau Eberhard Schoener yang membuat "Bali Agung", tapi upaya Guruh Gipsy patut diberi acungan jempol meski ada sedikit cacat dimana pada lagu"Djanger Saka 1897" tiba-tiba nongol introduksi khas dari Genesis "Watcher Of The Skies". Ternyata sang arranger Roni Harahap lagi demam Genesis pada saat album ini direkam pada tahun 1975. Disini permainan drum Keenan juga mengikuti gaya Bruford.
Meski hanya setahun dan satu album, tapi nama-nama yang terlibat, sampai sekarang masih mewarnai dunia musik (dan kesenian) di Indonesia. Guruh Soekarno misalnya. Pentolan Guruh Gipsy ini adalah bungu Presiden Pertama Ir Soekarno dengan Fatmawati. Di album ini, Guruh bermain kibor dan gamelan, selain mencipta lirik untuk semua lagu. Inilah band eksperimental Guruh yang cukup sukses. Sampai sekarang Guruh masih aktif berkesenian meski lebih banyak berkiprah di dunia tari. Personil lainnya adalah Chrisye, yang ketika itu main sebagai basis dan vokal. Nama ini sampai sekarang menjadi ikon musik pop yang masih tergolong sukses di pentas musik nasional.
Abadi Soesman sampai sekarang juga masih berikibar sebagai musisi yang kerap membawakan lagu-lagu he Beatles. Selian itu, Abadi masuk lagi ke line-up God Bless bareng Ahmad Albar, Donny Fatah dan Ian Antono. Di Guruh Gipsy, Abadi memainkan Mini Moog. Keenan Nasution adalah drumer di Guruh Gipsy. Namanya kini memang agak pudar, tapi bukan berarti tak berkiprah lagi. Selain itu,
Keenan kini dikenal sebagai musisi yang berpoligami (makluj, istrinya lebih dari 1 -red). Usai dari band ini, bersama saudaranya Odink Nasution (gitaris di Guruh Gipsy -red), dia membantuk Gank Pegangsaan yang juga menjadi salah satu band yang cukup berpengaruh.
Sementara arrangernya adalah Roni Harahap. Nama ini dikenal "jenius" di balik Guruh Gipsy. Album yang kental dengan warna gamelan Bali ini diolah sedemikian rupa oleh Roni sehingga menjadi satu musik progresif rock yang luarbiasa. Idenya memang dari Guruh Soekarno, tapi Roni bisa menterjemahkan dengan bagus. Salah satu lagu yang dianggap luarbiasa adalah Indonesian Mahamaddeka yang sound-nya dianggap seperti ELP (Emerson Lake Palmer -red).
Mencermati lirik-lirik lagu di album Guruh Gipsy memang kental dengan warna Bali. Bukan kebetulan kalau Guruh pun punya darah Bali dari neneknya. Apalagi sejak kecil, Guruh juga sudah belajar tari Bali. Artinya, kesenian Bali bukan barang baru buatnya.
Salah satu lagu yang terkenal adalah Chopin Larung. Tentu agak aneh, ketika Chopin yang musisi klasik disandingkan dengan budaya Larung. Memang tak hanya orang asing tertarik dengan Kuta, seniman sekelas Guruh Soekarnoputra menciptakan lagu tentang kehidupan wisata di Kuta.
Lewat lagu "Chopin Larung" yang dinyanyikan Chrisye, Guruh mengisahkan kehidupan pariwisata dari pantai, Legian, sampai Kayuaya (kini Hotel Oberoi). Ada nada prihatin yang disampaikan Guruh terhadap dampak negatif dari pariwisata, seperti masalah narkotika. Hal ini disampaikan lewat kalimat simbolik, "anak lacur melalung ngadolin ganja". Kemudian apabila pergaulan dengan orang asing tidak dilakukan dengan selektif, maka akan bisa merusak seni budaya.
Guruh juga mengingatkan, agar masyarakat Kuta tidak lupa dengan Widhi (Tuhan). Sebab kalau itu terjadi, "tan urungan jagi manemu sengkala" (tak urung bakal bisa menemui malapetaka). Kemudian pada syair penutup, Guruh mengajak nyama braya (saudara-saudara) ring Bali, agar jangan sampai melupakan kewaspadaan.
Guruh Gipsy memang sudah "lenyap" secara fisik, tapi secara pengaruh budaya, band ini masih dianggap sebagai salah satu pengusung Progresif Rock terbaik di Indonesia. Tak heran, sampai sekarang, orang masih banyak yang berburu album ini.
TEMBANG.com
ROCK ADALAH SEMANGAT!! ROCK ADALAH PEMBERONTAKAN!! ROCK BUKAN HANYA SEKEDAR BEAT RHYTEM ATAU MELODI. TETAPI LEBIH DARI ITU, ROCK ADALAH JALAN HIDUP!!!
Sunday, January 18, 2009
GURUH GIPSIY
Posted by The Creature at 8:24 PM
Labels: classic rock, progesif rock
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment